
Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Fath Sukabumi berencana memberangkatkan sebanyak 150 santrinya bekerja magang di Turki.
Mereka yang terpilih ini merupakan para santri yang sudah memiliki jenjang kualifikasi dan life skill, untuk nantinya akan ditempatkan bekerja di sektor perhotelan yang ada di wilayah Antalya, Turki.
Adapun, pemberangkatan ratusan para santri Ponpes Al-Fath Sukabumi itu rencananya akan dilakukan pada Maret 2026 mendatang.
Pimpinan Ponpes Al-Fath Sukabumi, Kyai Fajar Laksana menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kerja sama dengan sejumlah jaringan hotel berbintang internasional di Turki.
Tujuannya, memberi santri pengalaman global sekaligus kesiapan kerja di kancah internasional.
“Program ini semacam PKL luar negeri. Mereka tujuh bulan di Turki, lalu kembali ke pesantren untuk persiapan kerja ke Jepang, Kuwait, Dubai, bahkan Mekkah dan Madinah,” ujar Kyai Fajar usai pembekalan santri di Sukabumi.
Para peserta telah melalui seleksi dan wawancara dengan lima perusahaan mitra di Antalya. Selama magang, mereka akan bekerja sekaligus belajar di hotel berbintang dan memperoleh sertifikat kerja berstandar internasional.
Menariknya, seluruh peserta mendapatkan beasiswa penuh selama di pesantren. Biaya pelatihan, makan, dan asrama ditanggung lembaga.
Sedangkan biaya keberangkatan difasilitasi melalui pinjaman bank yang dijamin langsung oleh Kyai Fajar.
“Saya jaminkan aset pribadi agar anak-anak bisa berangkat. Nanti mereka mencicil lewat gaji di luar negeri,” ungkapnya.
Setelah tujuh bulan magang, para santri juga akan menjalani umrah singkat sebelum kembali ke Indonesia.
“Mereka umrah satu hari satu malam di Mekkah. Jadi, selain bekerja, juga mendapat pengalaman spiritual,” tambahnya.
Selain ke Turki, Al-Fath juga telah mengirim 14 santri ke Jepang dan 3 santri ke Mekkah untuk bekerja di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Hingga kini, lebih dari 220 santri telah diberangkatkan ke luar negeri melalui program internasional pesantren ini.
“Yang di Mekkah dan Madinah bukan pembantu rumah tangga, tapi pelayan Masjidil Haram dan Nabawi. Ini kebanggaan besar bagi kami,” kata Kyai Fajar dengan bangga.
Ia menegaskan, pesantren harus menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, bukan hanya lembaga pendidikan agama.
“Pesantren itu bukan cuma tempat ngaji. Pesantren harus bisa bikin yang miskin jadi maju, yang nganggur jadi kerja,” tegasnya.
Kyai Fajar juga mendorong kolaborasi lebih erat dengan pemerintah daerah dan Dinas Tenaga Kerja agar pesantren bisa berperan dalam mengatasi pengangguran.
Ia bahkan membuka peluang bagi lulusan umum untuk ikut program serupa lewat LPK Al-Fath, meski tanpa beasiswa penuh.
Program magang luar negeri ini menjadi bukti bahwa pesantren mampu bertransformasi menjadi lembaga modern yang mencetak ulama sekaligus tenaga profesional berdaya saing global.
”Dulu santri dikenal cuma bisa ngaji. Sekarang santri bisa kerja di hotel internasional. Inilah wajah baru pesantren modern,” pungkas Kyai Fajar. (bim)
Sumber Artikel :
0 Komentar